Calvin Awarawi.com - Hari pertama di Kampung tentunya saya langsung jalan kunjungi keluarga di Kampung. Sambil jalan melihat keadaan kampung yang perubahannya sangat besar sekali. Kalau waktu saya pergi, belum ada listrik di Kampung hari ini listrik sudah masuk, wa benar-benar suatau kemajuan yang bagus sekali. Ditambah ada wacana untuk pemasangan WiFi umum dari Dinas Kominfo di Kampung.
Dan setalah saya pulang WiFi yang direncanakan itu sudah berhasil dipasangkan. Ini pgrogres yang sangat luar biasa. Bangga sekali Kampung saya perlahan-lahan mulai menata diri lebih baik.
Jembatan Pasar Ansus |
Persiapan Ke Ansus
Hari berikutnya saya ingin ke Ansus, bersamaan dengan maitua, anak dan adik laki-laki dengan maituanya. Ada juga Mamatua, dengan sodara perempuan yang ikut ditambah adik bungsu saya, namanya Ruben.
Pada saat kami mau berangkat, kaka laki-laki saya yang nomor dua sudah pake perahu jolor ke pulau yenusi. Terpaksa saya dengan adik bungsu (Ruben) dengan anak kecil (Aleks) kita bertiga lari perahu kantingting untuk tukar dengan Dia di pulau Yenusi. Setelah tukar, saya yang star motor jongsong 15 PK dan kita bertiga lari kembali ke Kampung.
Setelah sampe adik laki-laki mulai siapkan semua barang-barang. Bensin untuk bahan bakar pergi pulang dan lainnya, ketika sudah lengkap kami pun melanjutkan perjalanan tujuan Kampung Ansus (Ibu Kota Distrik Yapen Barat).
Belum Ada ATM di Ansus
Jadi kalau saya sendiri ini setelah 5 Tahun baru saya kembali ke Ansus lagi, sedangkan maitu ke Ansus ini merupakan yang pertama kali untuk Dirinya. Jadi karna maitu dengar cerita dari adik laki-laki punya maitu bahwa ada ATM Bank Papua di Ansus. Setelah sampe, ternyata tidak ada ATM. Kalau kantor Kas Pembantu ada, hanya saja ini sudah sore sekitar jam 17.30 sore. Jam opersionalnya Bank sudah lewat, akhirnya apa yang kami ingin belaja pun tidak bisa, karna tidak ada mesin ATM untuk mengambil uang cahs.
Tapi ya sudahlah, yang penting menikmati suasana Kampung Ansus yang istimewa. Aktvitas masyarakat ada yang dayung, ada yang lari kantingting ada juga gunakan perahu jolor.
Setelah kami di daerah pasar kurang lebih stengah jam, akhirnya kami kembali bertolak menuju Kampung Kembali.
Pantai Sasawa, Yapen Barat |
Singgah di Kampung Papuma
Saat perjalanaan pulang, dari pasar sampai di Kampung Jarori saya yang setir. Waa suasana yang keren, rasakan bagimana bisa drive perahu jongsong tanpa kedua semang untuk menimbang perahu. Saat miring sedikit saja jolor juga ikut miring, mamayo sensasi yang keren bagi saya. Iya sensasi yang keren untuk saya, tapi tidak untuk Maitua, Mamade (Istrinya adik saya) sodara perempuan saya, dan Nene Upunya (Mamatua) mereka sangat panik.
Tukaran Driver, sekarang Adik laki-laki (Pade Jefri) yang Driver kami. Saya bilang kita singgah di Papuma untuk Kaka Guru (Guru Erens Patai). Karna Istrinya adik laki-laki dari Papuma, jadi masuk selat di tengah hutan bakau ini pasti sudah paham jalurnya.
Kami pun menyusuri hutan mangrove yang lumayan luas. Hamparan mangrove sungguh memanjangkan mati kami. Akhirnya kami pun tiba dengan kaka guru.
Istrinya pak menyiapak makan Sore, habis kami makan bersama. Karna matahari sudah terbenam kami pun memutuskan untuk berpamitan, kami kembali melanjutkan perjalanaan kembali ke Kampung Sasawa.
Perjalanaan Tujuan Ansus |
Selesai
Perjalaan yang sangat berart, walau hanya sebentar paling tidak saya bisa jalan-jalan. Karna saat di Kota saya sangat padat dengan kerjaan.
Cerita kami cukup sekian, salam hangat dari saya Calvin Awarawi
Jembatan Ansus |
0 Comments:
Post a Comment